Sabtu, 08 Juni 2013
Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Sebuah perjalanan yang penuh makna
oleh: Muhammad Noer
Isra' Mi'raj adalah sebuah perjalanan suci yang
dilakukan oleh orang terbaik yang pernah hidup di muka bumi ini. Perjalanan
yang tak satupun manusia mampu melakukannnya kecuali atas izin Allah SWT.
Secara istilah Isra' diartikan perjalanan Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah al Mukaromah menuju ke Masjidil Aqsa
di Palestina pada malam hari yang bertepatan dengan malam 27 Rajab satu tahun
sebelum Hijrahnya Nabi ke Madinah.
Sedangkan Mi'raj menurut Istilah adalah adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha
ke langit sampai ke Sidrat al-Muntaha, terus sampai ke tempat yang paling
tinggi untuk menghadap kepada Allah. Pada malam 27 Rajab. Mi’raj adalah
kelanjutan dari Isra’ yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, kedua-duanya dalam
waktu satu malam.
Perjalanan agung ini
diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat pertama:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah
Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”
Perjalanan Isra’ Mi’raj ini bukanlah kehendak
Nabi Muhammad SAW dan bukan karena kemampuan manusiawi beliau. Karena secara
fisik beliau adalah sama, yakni manusia namun secara derajat beliau sangatlah
mulia sehingga atas kehendak Allah SWT beliau melakukan perjalanan menerobos
ruang dan waktu yang tak mungkin bisa dilakukan oleh manusia lain.
Banyak riwayat menyebutkan bahwa dalam
perjalanan Isra’ mi’raj tersebut beliau ditemani Ruhul Qudus (malaikat Jibril)
dengan mengendarai buraq. Kendaraan yang melesat seperti kecepatan kilat. Nabi
SAW juga menjelaskan kendaraannya tersebut dalam sebuah hadits:
“Di dalam hadis
riwayat Imam Muslim yang nama lengkapnya al-Imam abi al-Husein Muslim ibn
Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Nisaburi, di dalam kitabnya al-Jami’ al-Sahih
juz I halaman 99, yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik, ia berkata:
adalah Rasulullah SAW. bersabda: didatangkan kepadaku Buraq, yaitu hewan
(dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar
dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dan sekali ia menjejakkan kakinya
yang berkuku bergerak sejauh mata memandang.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa:
Imam Jalaluddin al-Suyuti mengatakan, “Abu al-Fadhal bin Umar…. Dari
Qonan bin Abdullah al-Nuhmi dari Abu Tibyan al-Janbi dari Abu ‘Ubaidah, yaitu
Abdullah bin Mas’ud, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
” Jibril mendatangiku dengan seekor hewan yang tingginya di atas keledai
dan di bawah baghal, lalu Jibril menaikkanku di atas hewan itu kemudian
bergerak bersama kami, setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang
sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya
sejajar dengan kedua kaki belakangnya”
(al-Said ‘Alawi al-Maliki al-Hasani di dalam kitabnya al-Anwar
al-Bahiyyah min Isra’ wa Mi’raj Khair al-Bariyyah, halaman 111)
Perjalanan dengan Buraq tersebut dimulai, dan di tengah perjalanan
Rasulullah diminta turun oleh malaikat jibril. Jibril
berkata, “turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun.
Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata
Rasul.
“Engkau berada di
Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.
Perjalanan dilanjutkan
ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir,
kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi
(Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di
Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.
Jibril menurunkan
Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah rasul memasuki masjid ternyata
telah menunggu Para nabi dan rasul. Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan
Rasul”.
Kemudian Jibril
membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang
sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh
langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit
tujuh dan ke Sidratul Muntaha.
Di dalam perjalanan
beliau menuju ke Sidratul muntaha, Rasulullah SAW bertemu dengan nabi-nabi
sebelumnya. Pada saat naik ke langit pertama Beliau SAW bertemu dengan nabi
Adam AS, pada langit ke-2 Beliau bertemu dengan nabi Isa dan Yahya AS, naik ke
langit ke-3 bertemu dengan nabi Yusuf AS, langit ke-4 bertemu dengan nabi Iddris
AS, langit ke-5 bertemu nabi Harun AS, pada langit ke-^ bertemu nabi Musa AS,
sedangkan pada langit ke-7 Beliau bertemu dengan nabi Ibrahim AS.
Dan pada saat Isra’ mi’raj
tersebut Rasulullah SAW dapat melihat malaikat Jibril dalam wujud Aslinya
seperti di jelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu
dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).
Selanjutnya Rasulullah
melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah membaca
yang artinya : “Segala penghormatan adalah milikAllah, segala Rahmat dan
kebaikan“.
Allah berfirman yang
artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang
artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh.
Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.
Berfirman Allah SWT :
“Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil
Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman
kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah
dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath
(adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah
engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada
umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke
Sidratul Muntaha.
Jibril berkata : “Allah
telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah
diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun
nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak
seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya.
Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa
kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan
tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang
menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah
atas semua itu.
Kemudian Jibril berkata
: “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu
disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai
lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”.
Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga
melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah
melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia
semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini
yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah
mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul
dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah
turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.
Tujuan dari Rasulullah SAW di perjalankan saat Isra’ Mi’raj
ini tidak lain adalah untuk menerima perintah sholat, seperti termaktub dalam
QS. Al-Isra’ ayat 78
“Dirikanlah salat dari
sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat)
subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
Masya
Allah, betapa agungnya perintah Shalat ini, karena Allah SWT langsung
menyampaikan perintah tersebut langsung kepada Rasulullah, tanpa adanya
perantara (malaikat jibril) seperti perintah atau wahyu-wahyu yang lain
Author: Mohammad
Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →
Related Posts:
Kisah Hikmah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments: